Sumbu Kosmologis Yogyakarta Jadi Warisan Budaya Dunia UNESCO, Intip Sejarahnya

UNESCO telah menetapkan Sumbu Kosmologis Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia. Sumbu Kosmologis Yogyakarta menjadi Warisan Budaya Dunia asal Indonesia ke 6 yang telah diakui UNESCO. Sebelumnya, UNESCO telah menetapkan sejumlah lokasi sebagai Warisan Budaya Dunia.

Di antaranya yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan, Situs Prasejarah Sangiran, Sistem Subak sebagai Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana dan Tambang Batubara Ombilin, Sawahlunto. Lantas, apa sih Sumbu Kosmologis Yogyakarta? Sumbu Kosmologis Yogyakarta adalah sumbu imajiner yang terbentang sepanjang 6 km dari Utara ke Selatan.

Sumbu imajiner ini membentuk garis lurus yang ditarik dari Panggung Krapyak (selatan), Keraton Yogyakarta (tengah), dan Tugu Pal Putih (Tugu Golong Gilig) atau Tugu Yogyakarta (utara). Ini Kata Pelatih Persedikab Kediri Tentang 3 Tim Lawan di Babak 16 Besar Liga 3 Jatim Profil/Biodata Mayor Teddy Indra Wijaya Ajudan Prabowo, Lengkap Karir, Pendidikan, dan Foto foto

Resmi Jadi Ayah, Tri Suaka Umumkan Nama Putra Pertamanya, Banjir Ucapan Selamat dari Para Musisi Tingkah Lolly setelah Dicoret dari KK, Pasang Foto Nikita Mirzani, Nangis Ngeluh: Semua Jahat Sosok Ayuk, Pelaku yang Beri Kopi Sianida ke Siswa Madrasah di Pacitan, Ingin Tutupi Kasus Pencurian Halaman 3

Chord Kusiapkan Hatiku Tuhan Nikita, serta Lirik Lagu, Kunci Gitar Dasar C Nasib Sekolah Lolly Terkuak Usai Dicibir Main TikTok Melulu, Anak Nikita Mirzani: Pipis Di storyiin? Pengakuan Kakak Ipar soal Ria Ricis Tak Pernah Disentuh, Teuku Ryan: Paham Agama Seperti Fitnah Halaman 4

Sumbu Kosmologis di Yogyakarta tidak hanya sekadar sebagai garis imajiner saja. Konon, garis tersebut memiliki sisi spiritual yang diambil dari konsepsi Jawa. Melansir , Sumbu Kosmologis Yogyakarta merupakan gagasan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755).

Kala itu, Sultan Hamengku Buwono I membangun Kota Yogyakarta berdasarkan konsep prinsip Jawa yang mengacu pada bentang alam sekitar. Prinsip utama yang dijadikan dasar pembangunannya adalah Hamemayu Hayuning Bawono yang memiliki arti membuat bawono (alam) menjadi hayu (indah) dan rahayu (selamat). Akhirnya, konsep tersebut diwujudkan dengan menciptakan sumbu imajiner yang melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.

Hal itu berdasarkan lima unsur, yakni api (dahana) dari Gunung Merapi, tanah (bantala) dari bumi Ngayogyakarta, air (tirta) dari Laut Selatan, angin (maruta), dan akasa (ether). Garis imajiner Sumbu Kosmologis Yogyakarta menggambarkan perjalanan siklus hidup manusia berdasarkan konsepsi Sangkan Paraning Dumadi. Contoh, perjalanan dari Panggung Krapyak ke Keraton Yogyakarta mewakili konsep sangkan (asal) dan proses pendewasaan manusia.

Hal ini didasari Panggung Krapyak yang bermakna awal kelahiran. Itulah mengapa, perjalanan Panggung Krapyak ke arah Keraton Yogyakarta melambangkan konsep sangkaning dumadi yakni perjalanan manusia sejak di dalam rahim, beranjak dewasa, hingga menikah dan punya anak. Di sisi lain, warna putih pada Tugu Yogyakarta melambangkan kesucian hati.

Hal inilah yang menjadikan perjalanan dari Tugu Yogyakarta ke arah Keraton Yogyakarta melambangkan perjalanan manusia menghadap Sang Pencipta, sesuai dengan konsep paraning. Dikenal sebagai kota wisata, tidak heran jika ada banyak tempat wisata di sekitar Sumbu Kosmologis Yogyakarta. Bahkan, destinasi tersebut menawarkan pengalaman wisata budaya dan sejarah yang sangat menarik untuk dijelajahi.

Misal, pada kawasan Sumbu Kosmologis Selatan Yogyakarta, wisatawan bisa mengunjungi Kompleks Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Alun alun Kompleks Tamansari, dan Kompleks Masjid Gede. Sementara itu, di kawasan Sumbu Kosmologis Utara Yogyakarta, wisatawan dapat mulai menjelajahi Pasar Beringharjo, Kompleks Kepatihan dan Monumen Tugu Yogyakarta. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di sana, seperti jalan jalan, berburu kuliner khas, hingga membeli produk ekonomi kreatif lokal sebagai oleh oleh.

Cukup menarik bukan untuk dijelajahi? Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi .

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *